Pages

ANOTHER SIDE : nyaris jadi gembel


"Banyak pengalaman...banyak cerita"
Inilah yang akan aku bagikan kepada siapa saja yang mau membaca.

Ternyata menjadi utusan dalam perlombaan antar universitas tidak semudah yang aku bayangkan.
Ketinggalan pesawat, nyaris tidak ikut lomba, ikut lomba tapi belum mandi seharian, pakai almamater kebanggaan sambil mengecor beton, jalan kaki berkilo-kilo meter hanya untuk dapat makanan murah, kabur dari penginapan, keliling kota surabaya tanpa tujuan, hampir saja bermalam di masjid, dan hampir saja tidak kembali ke makassar gara-gara tidak punya ongkos pulang, semua itu pernah aku dan teman-teman utusan lain rasakan saat menjadi perutusan lomba di kota kebanggaan arek-arek suroboyo.
for all i've done...I still proud to be a RED JACKET

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
_220511_
        Aku tidak menyangka akhirnya minggu itu, kami jadi berangkat ke Surabaya setelah malam sebelumnya kami  (red: aku, haadi, akkal, accadi, asdam, emil) ketinggalan pesawat terakhir tujuan Surabaya. Pupus sudah harapan ikut lomba + jalan-jalan ke kota yang berlambangkan ikan hiu dan buaya itu...yah, mungkin belum jodoh sama Surabaya.

Tapi betul juga katanya orang-orang, jodoh+rezeki ga bakalan lari kemana. Buktinya pagi-pagi sudah ada yang telpon, kalau kami jadi berangkat ke Surabaya. Sadar...ga sadar...percaya...ga percaya, aku sudah berada pada ketinggian kurang lebih 35000 kaki di atas kota Surabaya.  "Hey, I'm Here, Surabaya!!!"
Hhehehehe....padahal tidak ada satupun dari kami yang sudah mandi, toh...waktu itu ga ada satupun yang tahu kecuali kami.

Padat...
Kata yang pas untuk menggambarkan kepadatan kota surabaya dari atas pesawat. Sepertinya sudah tidak ada lagi lahan kosong di pusat kotanya. Rumah penduduk dan ruko-ruko berdempetan satu sama lain, hampir tidak ada ruang hijau di sana. Tiba di Bandara Internasional Juanda, kami langsung menuju lokasi lomba. Untung panitianya masih memberi toleransi untuk tetap ikut, padahal sudah terlambat hampir seharian. Yupzzz...kewajiban utama harus tetap dijalankan, mengecor...mengecor...dan mengecor.



"ini mii....muka-muka belum mandi (kecuali om siswandi sudahmii tawwa)" 

Lapar...Gerah...Capek...Letih...Lesu...Lunglay...LEBAY...
Penginapan yang disediakan panitia lumayan dekat dari tempat lomba, jalan kaki sekitar 10 menit juga sudah sampai.Ahhhh...untung fasilitasnya lumayan lengkap (full AC + kamar mandi). 

YupZz...waktunya cari makan.
Berhubung kami lagi kekurangan dana dan belum jelas kapan bisa pulang ke Makassar, terpaksa harus jalan kaki pulang-balik berkilo-kilometer untuk dapat makanan murah meriah demi sukses dan terlaksananya program "Penghematan Uang Saku" (alay mode: on)

"rute jalan kaki demi menghemat alias mengirit uang saku"

_230511_
Para GEMBEL (red: sebutan atau panggilan untuk kami, anak-anak yang terlantar di kota orang) lagi galau (untung istilah galau belum ada saat itu). Semuanya pusing memikirkan cara pulang ke Makassar, termasuk saya tentunya. Karena uang yang dikumpulkan belum cukup untuk membeli tiket pulang, ujung-ujungnya program "Penghematan Uang Saku"  diberlakukan lagi.

"pusink gara-gara ga ada duit untuk balik ke makassar"


Hal yang pertama dilakukan adalah segera berkemas-kemas dan kabur dari penginapan, kalau tidak uang saku bakalan habis hanya untuk membayar sewa penginapan.

"lagi menyusun strageti untuk kabur dari penginapan"



"hhahahaha....akhirnya berhasil kabur dari penginapan"

Hal kedua yang harus dilakukan adalah mencari masjid terdekat yang bisa ditempati nginap. Aku sangat setuju dengan komentar salah temanku, "jangan pernah takut tidak punya tempat bermalam selama masih ada Rumah Allah (red: Masjid)".

"nyaris jadi gembel di kampung orang"

Hampir saja kami semua menginap di masjid, untung kami masih punya teman yang tinggal dan kuliah di Surabaya (poke: Amnohhh). Hhehehehe...akhirnya nda sia-sia kamu pindah ke sana, Amnoohhh. Selama di Surabaya, kami menumpang di rumahnya. Tidak hanya itu, kami juga diajak keliling Kota Surabaya. Thankz to my lovely friend, Amnohhh....(jangkoo GR nah)

"biar ga ada uang, harus tetap eksis"


" @ monumen kapal selam surabaya"

_240511_
It's time to go home...Sore dapat tiket kapal laut tujuan Makassar, malamnya langsung ke pelabuhan.
Kalau dalam bahasa salah satu negara tetangga kita, RINDU SANGAT...
Ceritanya tetap Happy Ending, tapi belum selesai sampai di sini. Ternyata kami tidak dapat tempat tidur di atas kapal dan dengan sangat terpaksa harus tidur di dek kapal paling bawah selama 2 malam (mendingan seperti itu, daripada tidak pulang). Belum lagi ada penumpang gelap yang mau gabung di rombongan  kami, untung dia keburu di amankan petugas, dan untungnya lagi aku tidak pernah lupa membawa kamera kemana saja aku pergi, jadi ada sedikit hiburan. Kalau lagi bosan yahh tinggal jepret kiri kanan (eksis, mode : on)

"di atas kapal menuju Kota Daeng"

_260511_
07.00...akhirnya kapal yang ditumpangi merapat juga dipelabuhan Kota Makassar. 
Banyak hal yang sudah kami rasakan dan lalui di kampung orang lain dan dapat disimpulkan kalau memang lebih enak di kampung sendiri, tapi........kita tidak akan berkembang jika tidak pernah keluar dari zona nyaman, dan satu hal yang selalu saya tanamkan dalam diri, "kalau mau maju dan berkembang, biasakan diri untuk keluar dari zona nyaman, and think out of the box...."

And now...last but not least, I'd like to say thank them all; my lovely partners in crime...
hhehehehe....terima kasih karena sudah berganti-gantian ronda malam saat di atas kapal.

"partner in crime called GEMBEL"

3 komentar: